Selasa, 15 November 2016

Kunci Ponsel dengan “Software” Deteksi Wajah

Diposting oleh Unknown di 13.49 0 komentar
        Sistem pengamanan ponsel tampaknya akan semakin kokoh dan memanfaatkan sisi personal sebagai medianya. Hal ini menandakan bahwa erapassword dan PIN sudah semakin kurang aman. Adalah para ilmuwan di Universitas Manchester mengembangkan perangkat lunak yang akan digunakan di ponsel dengan memanfaatkan wajah penggunanya. Sebenarnya,perangkat ini sudah diadopsi pada notebookwebcam, dan Xbox.
        Cara kerja software ini adalah dengan memanfaatkan kamera ponsel (khususnya kamera depan) yang akan meng-capture wajah si pemilik ponsel. Kemudian ada 22 titik di wajah yang menjadi kunci verifikasi untuk selanjutnya ponsel pun aktif seperti sedia kala. Dengan cara ini, ditengarai akan lebih akurat dan tentu jauh lebih aman karena pada dasarnya wajah setiap orang memiliki perbedaan yang signifikan, meskipun kembar.
        Lantas apa bedanya dengan pendeteksi wajah yang selama ini sudah digunakan?
Mobile face tracker (nama umum perangkat lunak yang sudah ada) hanya menentukan titik di wajah secara perkiraan saja untuk kemudian dibuat skala,” kata Dr Phil Tresadern, ketua tim pembuatan software ini.
       Pemanfaatnya bahkan bisa digunakan tidak hanya sekadar membuka menu, tetapi juga akses ke e-mailsocial network, dan paling penting online banking.
        “Prosesnya sangat cepat dan saya tidak melihat hal lain yang akan menjadi rival, khususnya di pemakaian ponsel,” ujar Tresadern lagi.
       Proyek percobaan akan dilakukan pertama kali pada Nokia N900 dan akan menjadi bagian dari proyek Mobile Biometrics (MoBio)

Kelebihan aplikasi ini, menurut saya sebagai mahasiswa adalah : keamanan data pada posel tersebut terjamin, tidak sembarang orang bisa membukanya, efektif

Kekurangan aplikasi ini, menurut saya sebagai mahasiswa adalah : mahal, tidak efisien jika diperluka pada saat yang mendesak

Sumber :
https://tugasdenny.wordpress.com/2012/03/05/macam-serta-fungsi-dari-aplikasi-kecerdasan-buatan//

Minggu, 06 November 2016

8. Representasi Pengetahuan : Logika Predikat

Diposting oleh Unknown di 06.25 0 komentar


8.1  Fungsi-fungsi Logika Predikat
Misalkan P(x) merupakan sebuah pernyataan yang mengandung variabel x dan D adalah sebuah himpunan. Kita sebut P sebuah fungsi proposisi (dalam D) jika untuk setiap x di D, P(x) adalah proposisi. Kita sebut D daerah asal pembicaraan (domain of discourse) dari P.
Sebuah predikat seringkali menyatakan sebuah hubungan relasional antara: konstanta, variabel dan fungsi.  Simbol-simbol yang digunakan dalam logika predikat:
1.      Simbol konstanta : a, b, c, d.
2.      Simbol variabel : x, y, z, w.
3.      Simbol fungsi : f, g, h.
4.      Simbol predikat : P, Q, R, S.
Misal diketahui fakta-fakta sebagai berikut :
Andi adalah seorang laki-laki : A
Ali adalah seorang laki-laki     : B
Amir adalah seorang laki-laki : C
Anto adalah seorang laki-laki : D
Agus adalah seorang laki-laki : E
Jika kelima fakta tersebut dinyatakan dengan menggunakan proposisi, maka akan terjadi pemborosan, dimana beberapa pernyataan dengan predikat yang sama akan dibuat dalam proposisi yang berbeda.
Logika predikat digunakan untuk merepresentasikan hal-hal yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan logika proposisi. Pada logika predikat kita dapat merepresentasikan fakta-fakta sebagai suatu pernyataan yang disebut dengan wff (well – formed formula). Logika predikat merupakan dasar bagi bahasa AI seperti bahasa pemrograman PROLOG
Pada contoh di atas, dapat dituliskan :
laki-laki(x), dimana x adalah variabel yang disubstitusikan dengan Andi, Ali, Amir, Anto, Agus, dan laki-laki yang lain.
Dalam logika predikat, suatu proposisi atau premis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu argumen (objek) dan predikat (keterangan). Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat.
Contoh :
  1. Jika besok tidak hujan, Tommy pergi ke gunung
cuaca(hujan,besok) à pergi(tommy, gunung)
  1. Diana adalah nenek dari ibu Amir
    nenek(Diana,ibu(Amir))
  1. Mahasiswa berada di dalam kelas                                                                                                                                    
    didalam(mahasiswa,kelas)
Dari contoh diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
di dalam = predikat (keterangan)
mahasiswa = argumen (objek)
kelas = argumen (objek)
8.2 Logika dan Set Order Pertama
Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasi fakta-fakta sebagai suatu pernyataan yang mapan (well form).
Syarat-syarat symbol dalam logika predikat :
·         Himpunan huruf, baik huruf kecil maupun huruf besar dalam abjad.
·         Himpunan digit (angka) 0,1,2,…9
·         Garis bawah “_”
·         Symbol-simbol dalam logika predikat dimulai dengan sebuah huruf dan diikuti oleh sembarang rangkaian karakter-karakter yang diijinkan.
·         Symbol-simbol logika predikat dapat merepresentasikan variable, konstanta, fungsi atau predikat.

ü  Konstanta : objek atau sifat dari semesta pembicaraan. Penulisannya diawali dengan huruf kecil, seperti : pohon, tinggi. Konstanta true (benar) dan false (salah) adalah symbol kebenaran (truth symbol).
ü  Variable : digunakan untuk merancang kelas objek atau sifat-sifat secara umum dalam semesta pembicaraan. Penulisannya diawali dengan huruf besar, seperti : Bill, Kate.
ü  Fungsi : pemetaan (mapping) dari satu atau lebih elemen dalam suatu himpunan yang disebut domain fungsi ke dalam sebuah elemen unik pada himpunan lain yang disebut range fungsi. Penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Suatu ekspresi fungsi merupakan symbol fungsi yang diikuti argument.
ü  Argument adalah elemen-elemen dari fungsi, ditulis diapit tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma.
ü  Predikat : menamai hubungan antara nol atau lebih objek dalam semesta pembicaraan. Penulisannya dimulai dengan huruf kecil, seperti : equals, sama dengan, likes, near.
Contoh kalimat dasar :
teman(george,allen)
teman(ayah_dari(david),ayah_dari(andrew))
dimana :
argument : ayah_dari(david) adalah George
argument : ayah_dari(andrew) adalah allen
predikat : teman

8.3  Quantifier Universal
Dalam logika predikat , kuantifikasi universal merupakan jenis quantifier , sebuah konstanta logis yang ditafsirkan sebagai "diberi" atau "untuk semua". Ini mengungkapkan bahwa fungsi proposisi dapat dipenuhi oleh setiap anggota dari domain wacana. Dalam istilah lain, itu adalah predikasi dari properti atau hubungan dengan setiap anggota domain. Ini menegaskan bahwa predikat dalam lingkup dari quantifier universal benar dari setiap nilai dari variabel predikat .
Hal ini biasanya dilambangkan dengan berbalik A () operator logika simbol , yang bila digunakan bersama-sama dengan variabel predikat, disebut quantifier universal  ("x", " (x)", atau kadang-kadang dengan "(x) "saja). Kuantifikasi Universal berbeda dari kuantifikasi eksistensial ("ada ada"), yang menegaskan bahwa properti atau relasi hanya berlaku untuk setidaknya satu anggota dari domain.
Contoh 1 :
(x) (x + x = 2x)
“untuk setiap x (dimana x adalah suatu bilangan), kalimat x + x = 2x adalah benar.”

Contoh 2 :
(x) (p) (Jika x adalah seekor kucing -> x adalah binatang).
Kebalikan kalimat “bukan kucing adalah binantang” ditulis :
(x) (p) (Jika x adalah seekor kucing -> ~x adalah binatang) dan dibaca :
“setiap kucing adalah bukan binantang”
“semua kucing adalah bukan binantang”

Contoh 3:
(x) (Jika x adalah segitiga -> x adalah polygon)
Dibaca : “untuk semua x, jika x adalah segitiga, maka x adalah polygon”.
Dapat pula ditulis : (x) (segitiga(x) -> polygon(x))
(x) (T(x)  P(x))

Contoh 4 :
(x) (H(x)  M(x))
Dibaca : “untuk semua x, jika x adalah manusia (human), maka x melahirkan (mortal)”.
Ditulis dalam aturan : IF x adalah manusia THEN x melahirkan

8.4 Quantifier Existensial
Dalam logika predikat , suatu kuantifikasi eksistensial adalah jenis quantifier , sebuah konstanta logis yang ditafsirkan sebagai "ada ada," "ada setidaknya satu," atau "untuk beberapa." Ini mengungkapkan bahwa fungsi proposisi dapat dipenuhi oleh setidaknya satu anggota dari domain wacana . Dalam istilah lain, itu adalah predikasi dari properti atau hubungan dengan setidaknya satu anggota dari domain. Ini menegaskan bahwa predikat dalam lingkup dari quantifier eksistensial adalah benar dari setidaknya satu nilai dari variabel predikat .
Hal ini biasanya dilambangkan dengan E berubah () operator logika simbol , yang bila digunakan bersama-sama dengan variabel predikat, disebut quantifier eksistensial ("x" atau " (x)"). Kuantifikasi eksistensial berbeda dari kuantifikasi universal ("untuk semua"), yang menegaskan bahwa properti atau hubungan berlaku untuk semua anggota domain.
Contoh 1 :
(x) (x . x = 1)
Dibaca : “terdapat x yang bila dikalikan dengan dirinya sendiri hasilnya sama dengan 1.”

Contoh 2 :
(x) (gajah(x) nama(Clyde))
Dibaca : “beberapa gajah bernama Clyde”.



 8.1 Resolusi Logika Predikat
Logika predikat sebenarnya adalah logika proposional ditambah dengan hal-hal baru seperti kuantor, universe of discourse, term, predikat dan fungsi. Resolusi pada logika predikat pada dasarnya sama dengan resolusi pada logika proposisi, hanya saja ditambah dengan unifikasi.Pada logika predikat, prosedur untuk membuktikan pernyataan P dengan beberapa pernyataan F yang telah diketahui, dengan menggunakan resolusi, dapat dilakukan melalui algoritma sebagai berikut :
·         Konversikan semua proposisi F ke bentuk klausa
·         Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa.
·         Tambahkan   kehimpunan klausa yang telah ada pada langkah
·         Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan :
·         Seleksi 2 klausa sebagai klausa parent
·          Bandingkan (resolve) secara bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut  resolvent. Jika ada pasangan literal T dan ¬T2 sedemikian hingga keduanya dapat dilakukan unifikasi, maka salah satu T1 dan T2 disebut sebagai complementary literal. Jika ada lebih dari 1 complementary literal, maka hanya sepasang yang dapat meninggalkan resolvent
·         Jika resolvent berupa klausa kosong, maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada
Contoh kasus :
Misalkan terdapat pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1.      Andi adalah seorang mahasiswa
2.      Andi masuk Jurusan Elektro
3.      Setiap mahasiswa elektro pasti mahasiswa teknik
4.       Kalkulus adalah matakuliah yang sulit
5.      Setiap mahasiswa teknik pasti akan suka kalkulus atau akan membencinya
6.      Setiap mahasiswa pasti akan suka terhadap suatu matakuliah
7.      Mahasiswa yang tidak pernah hadir pada kuliah matakuliah sulit, maka mereka pasti  tidak suka terhadap matakuliah tersebut
8.      Andi tidak pernah hadir kuliah matakuliah kalkulus


Maka harus terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk klausa sebagai berikut :
1.      ahasiswa (Andi)
2.      Elektro (Andi)
3.      Elektro (x1) v Teknik (v1)
4.      sulit (Kalkulus)
5.      Teknik (x2) v suka (x2, Kalkulus) v benci (x2, Kalkulus)
6.      Suka (x3, f1 (x3))
7.      Mahasiswa (x4) v ¬ sulit (y1) v hadir (x4, y1) v ¬ suka (x4, y1)
8.      Hadir (Andi, Kalkulus)


Sumber :


 

Always Smile Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea